
3 Tips Pakai AI Agar Brand Tetap Unik
Di era serba cepat ini, tools berbasis AI seperti MidJourney, Canva AI, dan tentu saja ChatGPT telah menjadi bagian penting dari proses kreatif brand. Semuanya bisa dilakukan dalam waktu singkat: membuat konten, merancang visual, menyusun caption, bahkan menentukan ide campaign. Tapi justru karena semua orang bisa mengakses teknologi yang sama, muncul satu tantangan besar: bagaimana caranya tetap unik?
FULLSTOP Branding Agency Indonesia yang sudah berkecimpung di dunia creative industry dari tahun 2012, kami percaya bahwa AI adalah alat bantu, bukan pengganti strategi. AI hanya akan mempercepat proses—tapi arah dan jiwa brand tetap perlu dikendalikan oleh manusia yang paham nilai dan positioning brand itu sendiri.
Berikut ini 3 tips dari FULLSTOP Creative Agency Surabaya untuk menggunakan AI agar brand teman-teman family business owner sekalian bisa tetap tampil berbeda, tidak generik, dan tetap selaras dengan branding strategy yang kuat.
Mulai dari Brand Strategy, Bukan dari Prompt
Salah satu kesalahan paling umum saat menggunakan Prompt AI (termasuk di MidJourney atau ChatGPT) adalah langsung mengetik permintaan tanpa fondasi strategi yang jelas. Contoh: “Buatkan slogan yang catchy untuk brand skincare.”
Hasilnya? Bisa jadi keren, tapi sangat generik.
Untuk membuat hasil AI tetap relevan dan berbeda, branding strategy harus menjadi acuan utama. Sebelum menulis prompt, Anda harus tahu:
- Siapa target market Anda?
- Apa nilai unik yang ditawarkan brand Anda?
- Bagaimana tone of voice yang ingin Anda sampaikan?
Saat prompt ditulis dengan mengacu pada strategi brand, maka hasilnya akan jauh lebih tepat sasaran. Tentunya, sebelum menulis prompt AI, teman-teman family business owner sekalian perlu memahami dulu strategi brand atau brand positioning yang diinginkan ya. Dan brand identity ini perlu dipikirkan matang-matang entah dari business owner sendiri atau dengan bantuan agency seperti FULLSTOP Branding Agency Indonesia. Dengan pendekatan ini, AI menjadi eksekutor dari strategi, bukan asal-asalan.
Kurasi Output AI, Jangan Telan Mentah
AI—termasuk ChatGPT—akan selalu memberi hasil yang terdengar “benar.” Tapi tidak semua hasil cocok untuk brand Anda. Inilah pentingnya peran manusia dalam branding strategy: melakukan kurasi.
Sebagai contoh, teman-teman family business owner atau pegiat UMKM mungkin menggunakan AI untuk membuat beberapa pilihan headline campaign. Tapi tugas kreatif tidak selesai di sana. Tanyakan:
- Apakah headline ini punya keunikan yang khas?
- Apakah headline ini terdengar seperti semua brand lain?
- Apakah pesan ini sesuai dengan karakter brand saya?
Di FULLSTOP Creative Agency Surabaya, kami selalu membandingkan output apa pun (baik itu AI maupun yang original buatan dari tim creative agency) dengan voice guideline yang telah ditentukan sejak awal. Di sinilah pemahaman brand identity dari owner atau creative agency seperti FULLSTOP sangat diperlukan. Misalnya, ketika hasil AI terlalu datar, kami tambahkan analogi, sudut pandang, atau storytelling yang lebih manusiawi. Prompt AI bukan solusi akhir. Ia hanya memberikan pilihan—yang kemudian harus diolah agar tidak generik.
Gunakan AI untuk Iterasi, Bukan Identitas
AI sangat bagus untuk membuat variasi desain, konten, dan wording secara cepat. Tapi jangan jadikan AI sebagai pencipta identitas brand Anda.
Identitas brand—termasuk tone of voice, logo, warna, tagline—harus lahir dari proses strategis yang dalam, bukan dari hasil random ChatGPT atau image generator. Hal ini penting agar brand Anda tidak mudah disalahartikan atau tertukar dengan brand lain.
Itulah mengapa proses brand development itu membutuhkan waktu. Begitu pula dengan FULLSTOP Branding Agency Indonesia. Tim kreatif brand development memerlukan waktu untuk mendalami market research, brand positioning, dan penyesuaian dengan visi-misi owner ketika membuat sebuah brand baru. Inilah ALASAN UTAMA mengapa hasil brand development dari FULLSTOP Creative Agency Surabaya – seperti FUKUMI dan WIZZMIE – bisa lebih mudah diingat dan mampu menjadi top of mind di pasarnya.
Coba bayangin aja kalo FULLSTOP atau owner memutuskan full pakai AI ketika proses brand development FUKUMI atau WIZZMIE. Sudah pasti hasil design yang diberikan tidak bisa 100% merefleksikan harapan dari brand, sehingga asosiasi dan loyalty dari customer pun berkurang.
FULLSTOP Branding Agency Indonesia percaya bahwa kekuatan brand yang sukses terletak pada kejelasan dan konsistensi identitas. AI bisa digunakan sebagai:
- Alat bantu eksplorasi tone konten
- Generator ide untuk A/B testing
- Alternatif visual saat membuat moodboard
Tapi keputusan akhir tetap harus dibuat berdasarkan insight dan konteks dari tim manusia yang memahami branding strategy secara menyeluruh.
Singkatnya, AI Butuh Komando, Bukan Kebebasan Penuh
AI tidak menggantikan branding. Ia hanya alat yang mempercepat proses jika Anda tahu ke mana harus melangkah. Tanpa strategi yang kuat, semua output AI akan terasa sama, karena data yang dipakai bersumber dari pola yang umum.
Di tengah kemudahan ini, penting bagi brand—terutama brand lokal dan emerging business—untuk tetap menjaga arah dan rasa. Gunakan AI untuk brainstorming, mempercepat kerja, dan eksplorasi. Tapi tetap kendalikan dengan strategi yang sudah ditentukan.
Sebagai partner strategis, FULLSTOP Creative Agency Surabaya siap membantu brand Anda menyusun branding strategy yang solid, agar teknologi seperti ChatGPT dan Prompt AI bisa digunakan secara efektif, tanpa menghilangkan keunikan brand Anda.
Jika Anda ingin brand Anda tidak tenggelam di tengah banjir konten yang seragam, mulai dari strateginya. AI akan mengikuti.