Kenapa Brand Lokal Sering Dilupakan? Ini Penyebabnya!

Kenapa Brand Lokal Sering Dilupakan? Ini Penyebabnya!

Posted by Fullstop Indonesia on 23 May 2025

Kenapa Brand Lokal Sering Dilupakan? Ini Penyebabnya!

Indonesia kini dipenuhi dengan beragam brand lokal—mulai dari UMKM makanan rumahan hingga bisnis keluarga berskala menengah. Namun kenyataannya, banyak pula brand lokal yang sempat bersinar lalu perlahan tenggelam tanpa jejak. FULLSTOP Branding Indonesia sering menemui fenomena ini. Bagaimana bisa produk berkualitas tinggi, harga kompetitif, dan layanan ramah tetap kalah bersaing dalam ingatan konsumen?

Melansir dari MSN, saat ini persaingan produk lokal khususnya kosmetik cukup sengit apalagi dengan penurunan nilai kurs rupiah yang terjadi. Namun kali ini, FULLSTOP Branding Agency Indonesia ingin membahas dari segi strategi branding dan marketing yang sebenarnya dapat teman-teman UMKM dan family business Indonesia perhatikan. Apa saja?

Sini-sini FULLSTOP Creative Agency Indonesia jelasin!

  1. 1. Brand Identity Kurang Jelas

Melansir dari Telkom University, manfaat dari visual branding atau brand identity salah satunya ada pada memudahkan audience mengenali brand kalian. Nggak hanya itu saja, brand identity juga merupakan bentuk komunikasi teman-teman UMKM dan family business Indonesia agar dapat membangun persepsi dan loyalitas konsumen.

Sebagai fondasi, brand identity menentukan siapa dan apa kalian di mata audience. Menurut FULLSTOP Branding Indonesia, banyak UMKM dan family business Indonesia yang terburu-buru membuat logo dan tagline tanpa mendefinisikan nilai, misi, atau positioning yang unik. Akibatnya, meski logo sudah menarik, konsumen masih kebingungan: “Ini brand apa, ya?” Tanpa identitas yang kuat, brand lokal sulit menempel di benak pelanggan—apalagi saat mereka dihadapkan pada opsi lain yang lebih jelas pesannya.

Ketidakjelasan dalam konteks ini menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya ada pada membuat logo atau bahkan tidak punya logo sama sekali. Jika teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Surabaya sudah baca penjelasan FULLSTOP Creative Agency Surabaya mengenai logo dan maskot, tentu kalian akan semakin paham mengapa membuat logo tidak boleh ‘sekadar’nya. Jenis logo juga banyak, apalagi kalian tambahkan dengan tagline dan color guidelines yang konsisten. Tentu brand identity atau visual branding yang jelas seperti ini juga dapat membantu audience mudah untuk mengingat presence kalian.

  1. Kurang Konsistensi

Kedua, visual branding bukan sekadar “bagus-bagus aja”, melainkan kunci brand recall. Banyak brand lokal di Surabaya dan luar Jawa yang memiliki logo keren, tetapi penggunaannya berantakan: warna berbeda-beda, font berubah-ubah, dan penggunaan layout yang acak. Menurut FULLSTOP Branding Indonesia konsistensi brand identity di semua channel—website, media sosial, hingga kemasan—membantu audience langsung mengenali brand kalian. Tanpa keseragaman ini, setiap materi promosi terasa seperti brand yang berbeda-beda, sehingga sulit membangun ingatan jangka panjang.

Seperti melansir dari Kompas, konsistensi pada brand identity cukup penting agar brand teman-teman UMKM dan family business Indonesia mudah dikenali dan diingat. Apalagi di tengah persaingan di era 4.0 sekarang ini. Jika kalian mengabaikan poin ini, FULLSTOP Branding Agency Indonesia rasa, brand identity kalian juga bisa dipersepsikan milik kompetitor lho!

  1. Brand Voice & Tone Suka Berubah

Baru saja FULLSTOP Creative Agency Indonesia share soal brand voice di sini, maka brand voice juga termasuk strategi branding yang perlu konsistensi. Bagaimana cara kalian “berbicara” kepada audience? Inilah yang disebut brand voice.

Nah, jika tone of voice kalian berubah-ubah, misalnya santai di Instagram tetapi terlalu kaku di website, konsumen jadi sulit merasakan kepribadian brand kalian. Banyak UMKM dan bisnis keluarga Surabaya mengabaikan hal ini, sehingga pesan campaign kurang otentik. FULLSTOP Branding Indonesia selalu menekankan pentingnya menetapkan karakter suara—apakah ramah, energik, atau profesional—dan menjaga tone konsisten sesuai konteks, agar audiens merasa terhubung emosional.

  1. Minim atau Tidak Ada Storytelling

Cerita adalah pintu gerbang emosi. Brand tanpa narasi yang kuat, ibarat menjual produk tanpa jiwa. Storytelling membantu brand lokal menyampaikan “mengapa” di balik rintisan bisnis keluarga—apakah itu warisan keluarga, passion founder, atau dampak sosial yang diusung.

Tanpa kisah yang relatable, marketing terasa sekadar “jual beli” tanpa makna. Jika teman-teman UMKM dan family business Surabaya perhatikan, rangkuman kisah unik di balik build bisnis yang selalu FULLSTOP Branding Agency Surabaya analisis selalu deliver inspirasi atau pesan yang menarik. Apalagi jika ditarik ke audience behavior saat ini yang lebih ‘relate’ dan ‘connected’ dengan cerita menggugah emosi.

Sudahkah kalian menambahkan ‘storytelling’ saat boost awareness?

  1. Kurang Memanfaatkan Social Media Activation

Di era digital, social media activation merupakan jembatan interaksi langsung dengan audience. Meski banyak brand lokal sudah hadir di Facebook, Instagram, atau TikTok, hanya sedikit yang menjalankan aktivasi seperti: konten yang terjadwal, kampanye UGC, hingga live session. Tanpa strategi digital yang tepat, brand kalian menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya akan mudah tenggelam di algoritma dan terpental saat bersaing dengan konten kompetitor. Sama halnya saat FULLSTOP Branding Indonesia support kebutuhan social media activation para client. Konten tidak asal di-upload tanpa jadwal, atau konten tidak mungkin tanpa konteks yang relate dengan audience.

Saatnya Brand Lokal Unggul dan Terdepan

UMKM dan family business Surabaya menurut FULLSTOP Branding Indonesia memiliki potensi besar—baik dari segi kreativitas, kualitas, maupun kedekatan dengan konsumen. Namun tanpa fondasi branding yang kokoh, strategi marketing kalian tentu akan terombang-ambing.

Artikel edukasi apa lagi sih yang kalian butuhkan dari FULLSTOP Branding Indonesia?

Spill ke kami donggg~

Back To List Blog