
Brand Storytelling: Cara Strategis Masuk ke Hati Konsumen
Di era 4.0 seperti sekarang ini, cara untuk memenangkan hati audience menurut FULLSTOP Branding Indonesia nggak hanya soal pricing strategy atau berinovasi pada fitur-fitur produk saja. Audience akan lebih tertarik dengan “cerita” di baliknya. Di sinilah peran brand storytelling menjadi strategi branding yang juga cukup memberikan ‘impact’.
Tentunya dengan pengalaman FULLSTOP Branding Agency Indonesia yang juga pernah meng-handle +50 clients sejak tahun 2012 sampai hari ini, faktor mengapa “cerita” jadi pendukung goals UMKM dan family business Indonesia juga bergantung pada perubahan user journey. Dulu, mungkin kalian cukup dengan mengemas konsep atau konteks campaign agar “menjual”. Tapi hari ini, jika kalian hanya ‘jualan’ saja tentu Anda akan kalah dengan kompetitor yang bisa connected dengan market-nya.
Sekarang bayangkan, saat teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Surabaya punya produk yang cukup mirip dengan kompetitor. Dari segi range harga, hingga campaign yang ‘serupa tapi tak sama’. Dikemas dengan perbedaan dari segi diskon dan spesifikasi saja, sedangkan satunya dikemas melalui history menarik owner atau user-experience loyal customer-nya menurut kalian manakah yang lebih membekas dan mudah diingat konsumen?
Brand storytelling bekerja karena secara alami, manusia akan terhubung dengan ‘cerita’. Emosi lebih mudah tertanam lewat narasi dibandingkan angka atau tagline. Apalagi jika teman-teman UMKM dan family business Indonesia mengemas cerita tersebut dengan cukup otentik dan relevan. Tentu respon audience akan lebih aktif karena memang cukup dekat juga dengan pain point mereka.
So, gimana sih menurut FULLSTOP Branding Indonesia kunci brand storytelling yang efektif?
Kunci Storytelling: Bukan Fiksi, Tapi Fakta yang Tersampaikan dengan Emosi
Anyway seperti yang pernah FULLSTOP Branding Agency Surabaya sampaikan di sini, storytelling sekarang ini bukan hanya berupa script copywriter ya, teman-teman. Tapi cerita yang kalian sajikan dalam bentuk video pendek baik di Instagram maupun TikTok juga termasuk dalam brand storytelling.
Menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya storytelling pada branding tidak sama dengan karya sastra yang sifatnya fiksi ya, teman-teman. Brand storytelling bukan berarti ‘mengarang cerita’ namun merupakan susunan dari brand identity kalian dalam bentuk narasi yang yang “relate” dan “inspiratif”. Dalam brand storytelling, terdapat beberapa elemen penting yang perlu teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Surabaya kenali.
Tokoh utama
Siapa karakter yang dibangun di balik brand kalian? Boleh kalian sendiri as owner, loyal customer, atau komunitas yang sedang kalian bangun.
Konflik
Sama halnya dengan alur cerita yang plot-twist penuh konflik, maka brand storytelling yang menarik juga harus punya konflik.
Apakah konflik harus tentang ‘pertengkaran’? Bukan ya, teman-teman. Konflik yang dimaksud merupakan tantangan atau masalah yang pernah dihadapi tokoh utama.
Transformasi
Transformasi di sini maksudnya ada pada cerita di balik tantangan yang ada. Nggak hanya itu saja, transformasi berarti dampak atau impact yang dilahirkan dari problem solving kalian pada cerita tersebut.
Makna
Terakhir dan nggak kalah penting ada pada ‘makna’. Apa sih yang ingin teman-teman UMKM dan family business Indonesia sampaikan di akhir cerita?
Brand Lokal yang Sukses dengan Storytelling
CottonInk
Siapa yang masih mengira bahwa local brand satu ini merupakan brand dari luar? Salah ya, teman-teman. Brand lokal yang dibangun oleh Ria Sarwono dan Carline Darjanto ini merupakan brand lokal yang menurut FULLSTOP Branding Indonesia cukup “legend”. Mereka terbukti juga nggak “jualan” baju, tapi lebih ke menguatkan brand value ‘feel-good moments’. Campaign tematik dan nggak jauh dari keseharian membuat brand lokal satu ini selalu ‘relate’ dan bertahan selama kurang lebih 17 tahun.
Kahf
Salah satu local brand di bawah naungan PT. Paragon Technology dan Innovation ini secara filosofi brand, Kahf merupakan salah surat dalam Al-Quran (Al-Kahfi). Menggambarkan brand dengan “pria yang berproses lebih baik”, Kahf ada hingga hari ini dengan tidak hanya membawa message soal kebersihan fisik, tapi juga kebersihan hati dan niat. Brand storytelling Kahf menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia nggak hanya sukses delivering sisi maskulin seorang pria, namun juga sisi spiritualitas dengan gaya Islam yang modern juga dengan mudahnya dikenal oleh muslim millennials dan Gen Z di Indonesia.
Titik Temu Coffee
Dari namanya saja menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya, cafe ini bukanlah sekadar “menjual” kopi. Tapi nama brand ini juga menguatkan bahwa Titik Temu Coffee merupakan tempat yang tepat tidak hanya untuk nongkrong, tapi untuk berbagai pertemuan. Cafe yang tersebar di Jakarta, Bali, dan Medan ini juga cukup konsisten dengan tone konten di social media-nya. Sehingga brand recognition yang dihasilkan juga mendatangkan antusiasme yang sepadan hingga hari ini.
Mengapa UMKM dan Family Business Butuh Storytelling?
Brand yang punya cerita, menurut FULLSTOP Branding Indonesia tentu punya keunggulan tersendiri dari; ceritanya yang relevan, jujur, dan nyata. Banyak brand kecil gagal bersaing bukan karena kalah dalam hal kualitas, tapi justru belum memanfaatkan untuk membangun narasi ala mereka sendiri.
Sebaliknya, UMKM dan bisnis keluarga Indonesia yang dengan cermat membungkus perjalanannya melalui storytelling, biasanya akan lebih mudah membangun emotional branding dan menjangkau audience hingga komunitas lebih hangat.
FULLSTOP Branding Indonesia percaya bahwa brand yang kuat lahir dari cerita yang bermakna dan disampaikan dengan konsisten. Bukan sekadar soal desain, tapi bagaimana setiap elemen bisa terhubung dengan orang yang Anda tuju.