Kilas Balik Performa Twin Date Sale Tahun 2025

Kilas Balik Performa Twin Date Sale Tahun 2025

Posted by Fullstop Indonesia on 11 December 2025

Twin Date Sale—1.1, 2.2, 3.3 hingga 11.11—selalu dianggap sebagai momen emas brand untuk mengejar volume. Namun sepanjang 2025, performanya tidak lagi bergerak seperti saat pandemi. Ketika pandemi dan semua orang belanja online, ada lonjakan yang tidak lazim, sehingga penjualan di marketplace benar-benar memuaskan brand owner. Namun, sejak offline retail mulai kembali aktif, ada perubahan perilaku belanja. Ada banyak faktor yang memengaruhi hal ini, beberapa diantaranya adalah pergeseran algoritma dan kenaikan biaya operasional marketplace.

Dari sudut pandang FULLSTOP Branding Agency Indonesia yang sudah menjadi creative agency dan marketing strategist untuk national brand hampir 15 tahun ini, pola di tahun 2025 memberikan dua sinyal besar: momentum tetap ada, tetapi cara bermainnya berubah.

Artikel ini membahas tren penjualan Januari–November 2025, faktor yang mendorong naik-turunnya penjualan, serta apa implikasinya untuk marketing strategy brand di tahun depan.

1.1 sampai 4.4: Kuartal Awal Masih Stabil, Tapi Tidak Meledak

1.1 — Early-Year Appetite, Tapi Tanpa Lonjakan Ekstrem

Awal tahun biasanya diwarnai semangat “start fresh”, sehingga kategori: storage & home cleaning, office supplies, skincare routine starter, dan makanan sehat tetap mencatat kenaikan.

Namun, dibanding 2023–2024, peningkatannya lebih moderat karena konsumen sudah terbiasa dengan ritme promo bulanan. Dari kacamata FULLSTOP Branding Agency Indonesia, ini menunjukkan bahwa branding yang kuat menjadi penentu—bukan hanya promo. Brand dengan marketing strategy jelas tetap stabil, sedangkan brand komoditas stagnan.

2.2 — Kategori Beauty & F&B Masih Mendominasi

Performa 2.2 cenderung kuat karena banyak brand mulai menyusun kampanye Valentine dan persiapan menjelang Ramadan. Skincare, body care, makanan hadiah, dan brand dengan packaging menarik mengalami peningkatan konversi. Marketplace masih menjadi arena utama, namun FULLSTOP Creative Agency Surabaya mencatat brand yang memanfaatkan teaser campaign via social media dan offline community lebih unggul dalam traffic.

3.3 — Awal Ramadan

3.3 cukup bergejolak di tahun ini. Walaupun masih tanggal muda habis gajian, tapi kebanyakan customer masih “ngerem” , karena masih di minggu pertama Ramadan yang mana mindset belanja lebih mindful. Kategori produk yang “memudahkan” ritual Ramadan seperti household dan persiapan sahur menonjol di fase ini.

4.4 — Mulai Terasa Kompetitif

Di 4.4, brand-brand mulai mengambil posisi untuk Q2. Twin date masih penting, tapi momen ini sudah dipenuhi oleh selebrasi lebaran. Apalagi, banyak event dan offline retail yang juga melakukan acara. Marketplace bukan lagi menjadi satu-satunya platform untuk belanja dadakan sebelum libur lebaran. Di sinilah mulai terlihat perbedaan antara brand yang punya marketing strategy versus yang bermain instan.

5.5 sampai 7.7: Masa Transisi, Traffic Melandai

5.5 — Ramadan–Lebaran Aftershock

Setelah periode besar Ramadan & Lebaran (Maret–April 2025), 5.5 terlihat melemah. Konsumen baru saja banyak belanja parcel, baju, furniture, dan hampers. Periode ini biasanya terisi oleh personal care refill, kebutuhan dapur harian, dan produk layanan kesehatan. Karena itulah brand harus fokus pada retargeting ringan daripada bakar promo besar.

6.6 — Live Shopping Mulai Menguat

6.6 biasanya menjadi pemanasan menjelang semester kedua. Tahun 2025, live shopping semakin dominan terutama di TikTok dan Shopee. Banyak brand di marketplace merasa FOMO sehingga mulai mengalokasikan tenaga ke live daily selling, short push campaign, dan affiliate re-activation. Di fase ini, FULLSTOP Creative Agency Surabaya melihat brand yang mengandalkan live dapat traffic organik jauh lebih tinggi daripada brand yang pasif.

7.7 — Mulai Sepi, Tapi Traffic Views Naik

Performa 7.7 tidak jauh berbeda dari 6.6, namun berdasarkan insight dari client FULLSTOP Branding Agency Indonesia, volume penayangan video (TikTok dan reels) meningkat. Ini adalah masa orang mulai “window shopping” untuk 8.8 dan 9.9. Jadi bukan soal sales, tapi awareness.

8.8 sampai 11.11: Tahun 2025 Menjadi Tahun Perubahan Terbesar

8.8 — Titik Balik Marketplace: Lonjakan Ads GMV Max TikTok

Mulai Juli–Agustus 2025, banyak brand melaporkan perubahan signifikan: Ads GMV Max dari TikTok Shop mulai agresif mendorong konten conversion. Dampaknya: performa live shopping mulai naik, traffic tidak lagi bergantung pada voucher marketplace, brand dapat lebih mengoptimalkan ROI dari sisi iklan dibanding diskon.

Agustus 2025: Kenaikan Biaya Admin Marketplace

Beberapa marketplace menaikkan biaya administrasi & komisi penjualan (terutama kategori beauty dan F&B). Efeknya langsung terasa: margin brand menyusut, banyak brand mulai menurunkan agresivitas promo, muncul perpindahan alokasi budget TikTok dan social commerce. Ini memperkuat perubahan: brand mulai menyusun marketing strategy yang lebih “berhitung” dan tidak sepenuhnya bergantung pada diskon.

9.9 — Live Shopping Meroket

Dengan algoritma dan Ads GMV Max yang semakin matang, 9.9 pastinya mengalami kenaikan karena sudah masuk fase mega sale campaign di bulan berakhiran “-ber”. Volume purchase lewat live meningkat di banyak kategori home & lifestyle, beauty, cooking ingredients, dan snack premium. Marketplace tetap ramai, tetapi pola berubah.

10.10 — Traffic Stabil, Branding Menentukan

Di fase ini, brand mulai berkompetisi di dua lini: marketplace untuk volume, social media untuk impression & conversion. Brand dengan branding strategy kuat (tone, packaging, visual identity) lebih unggul karena tampil konsisten di multiple platform sekaligus.

11.11 — Masih Puncak, Tapi Tidak Seheboh 2021–2023

11.11 tahun 2025 tetap menjadi “big battle”, tetapi peningkatan tidak se-ekstrim era awal TikTok Shop. Konsumen semakin pintar, menahan belanja untuk kategori tertentu, dan hanya mengambil deal yang benar-benar menarik. Brand yang menang adalah:

  • yang punya base audience rapi,
  • yang algoritmanya stabil,
  • yang mempersiapkan pre-sale dengan konten intensif 7–10 hari sebelumnya.

Twin Date Sale Bukan Lagi Tentang Promo, Tapi Tentang Traffic System

Dari seluruh analisis 2025, satu hal jelas:
Twin Date Sale sudah tidak lagi bergantung pada besar promo, tetapi bergantung pada:

  1. Traffic yang dibangun sebelum hari-H
  2. Stabilitas performa live dan ads
  3. Perpaduan antara konten + live + paid ads
  4. Branding yang konsisten
  5. Adaptasi cepat terhadap perubahan biaya admin marketplace
  6. Kemampuan brand membuat strategi multi-channel

Dari perspektif FULLSTOP Branding Agency Indonesia, tahun 2025 menjadi tahun transisi paling signifikan: brand yang punya marketing strategy jelas akan bertahan, sementara brand yang hanya mengandalkan diskon akan makin terpinggirkan.

Back To List Blog