5 Kiat Menghindari Burnout Syndrome Biar Tetap Waras

5 Kiat Menghindari Burnout Syndrome Biar Tetap Waras

Posted by Fullstop Indonesia on 23 July 2022

Tingkat stres dalam bekerja memang bisa dibilang tergolong tinggi. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai hal, mulai dari beban kerja hingga lingkungan kerja yang tidak sehat. Kalau dibiarkan terus-menerus, hal tersebut bisa mengantarkan siapa saja pada kondisi burnout syndrome, loh! Wah, apaan tuh burnout syndrome? Dan mengapa burnout syndrome dapat mengacaukan pekerjaan sehingga harus dihindari? Mari kita bahas sama-sama.

Secara singkat, burnout syndrome berkaitan dengan keadaan stres yang ada hubungannya dengan pekerjaan. Orang yang sedang mengalami burnout syndrome akan mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun mental, secara berkepanjangan. Gejala-gejala burnout syndrome antara lain sering sakit, merasakan rasa gugup dan cemas berlebih, menurunnya nafsu makan, sehingga susah konsentrasi serta mengalami gangguan tidur. Inilah yang nantinya akan mengurangi kinerja dan performa orang tersebut sehari-harinya.

Nah, biar kamu tidak terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan ini, ada baiknya kamu mengikuti beberapa tips berikut ini ya, terlebih jika kamu bekerja di fast paced environment seperti di kantor branding agency di Indonesia.

Lihatlah Sisi Positif dalam Pekerjaanmu

Setiap orang pasti punya hambatan dalam urusan bekerja. Tidak ada yang namanya pekerjaan sempurna. Bahkan melakukan pekerjaan yang sangat kamu cintai pun akan berarti kamu harus merelakan banyak waktumu tersita. Untuk itulah, kamu perlu membangun mindset positif mengenai pekerjaanmu.

Mulai dari hal-hal yang sederhana, misalkan fakta bahwa dengan bekerja kamu sudah mampu membiayai kebutuhan finansialmu sendiri. Atau bahwa tempatmu bekerja ternyata mengajarimu berbagai softskill yang belum tentu bisa kamu pelajari di tempat lain. Atau kesadaran diri kalau apa yang kamu kerjakan ternyata dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap orang lain. Dengan memikirkan sisi positif dalam pekerjaanmu, diharapkan nantinya bisa membuatmu juga perlahan-lahan bisa mencintai pekerjaanmu.

Punya Sohib di Tempat Kerja

Selain fokus bekerja dan berkarir, tidak ada salahnya untuk membangun relasi yang lebih dekat dengan teman-teman sekantor. Ibaratnya, kamu bekerja paling sedikit hingga 8 jam sehari. Maka bisa dibilang sepertiga waktumu dihabiskan bersama teman-teman sekantor. Untuk itulah penting rasanya untuk menjalin hubungan baik supaya mereka bisa menjadi support system di kantor.

Paling tidak saat kamu berada di kondisi yang sulit, misalnya kalau kamu bekerja di kantor branding agency di Indonesia dan sedang dikejar deadline, ada teman-teman yang bisa memberikan dukungan secara moral. Dengan mereka lah kamu bisa sedikit berkeluh kesah ataupun mengeluarkan uneg-uneg. Percaya deh, punya sohib di kantor bisa membuatmu merasa lebih rileks dan betah.

Belajar Manajemen Waktu dengan Baik

Sering kali, burnout terjadi bukan karena stres yang disebabkan oleh lingkungan kerja, melainkan oleh efek jangka panjang dari perbuatan kita sendiri. Pernah menjumpai kan ada pekerja yang  sedang dalam keadaan under pressured akibat dikejar deadline, padahal sebenarnya tugasnya sudah bisa dikerjakan dari jauh-jauh hari?

So, agar terhindar dari risiko terkena efek snowball dari pekerjaan yang dibiarkan menumpuk, kamu harus mulai belajar memanajemen waktu dengan baik deh. Petakan timeline table kerja lalu buatlah skala prioritas. Setelah itu, berikan deadline yang pasti, kemudian kerjakan sampai selesai. Ilmu memanajemen waktu ini sangat penting diterapkan oleh siapa pun di lini pekerjaan apa pun, mulai dari entrepreneurship hingga desainer di creative agency di Indonesia.

Waktunya untuk Berlibur

Yap! Gunakan jatah cuti kamu sebaik-baiknya saat kamu sudah mulai merasa lelah dan butuh rehat. Jangan malah malah mengambil cuti karena sengaja menghindari pekerjaan yang sedang hectic-hecticnya ya. Saat kamu sudah merasa cukup lelah secara fisik maupun mental, maka manfaatkan cuti untuk berlibur. Sebaiknya jangan tunggu rasa lelahmu sudah mencapai puncak baru mengambil cuti, sebab biasanya kalau begitu kita akan merasa jika waktu cutinya hanya sebentar dan tidak bikin penat hilang.

Pun, jangan menyepelekan hak cuti kamu ya. Kamu adalah manusia, bukan robot. Setelah mengalami minggu-minggu yang berat, kamu sangat berhak mengistirahatkan badan dan pikiran dengan mengunjungi tempat-tempat yang bisa mengembalikan semangatmu. Atau kamu juga bisa meluangkan waktu untuk lebih banyak melakukan aktivitas-aktivitas yang kamu sukai.

Coba Terapkan Work-Life Balanced

Meski rasanya susah menerapkan work-life balanced di tengah tuntutan kerja yang sangat tinggi ini, tapi kamu tetap bisa menerapkannya dengan caramu sendiri lho. Misalnya kalau kamu ingin pulang tenggo, maka pastikan kamu menyelesaikan semua pekerjaan tepat waktu. Atau jika ingin akhir pekanmu tidak terganggu oleh urusan pekerjaan, berusahalah untuk mensubmit tugas yang benar supaya tidak dikejar revisi di kemudian hari.

Ingat, work-life balanced itu akan bisa tercipta setelah kita tuntas menunaikan segala macam kewajiban kita ya. Bukan hanya berkoar-koar meminta hak tanpa mendahulukan kewajiban. Kalau kamu sudah bisa mencapai work-life balanced, dijamin kemungkinan kamu merasa stres hingga memicu burnout bisa diminimalisir.

Bagaimana? Apakah bahasan ini relate dengan kondisi yang sedang kamu alami sekarang? Apapun kondisi yang sedang terjadi padamu saat ini, jangan lupa untuk terus semangat berjuang ya!

Back To List Blog