Embrace Your Inner Child with Gratitude For The Better You

Embrace Your Inner Child with Gratitude For The Better You

Posted by Fullstop Indonesia on 23 July 2020

What was the most memorable thing about your childhood?  Probably a lot.

Merayakan Hari Anak Nasional setiap tanggal 23 Juli, tak ada salahnya kita kembali melihat betapa kita yang sangat polos dan penuh tawa tanpa beban hidup adalah kita yang saat ini dambakan.

Beranjak menjadi dewasa, kewajiban memenuhi kebutuhan hidup, konflik kehidupan, tuntutan “society” yang cenderung menekan akal sehat, deadline pekerjaan yang tak pernah berhenti.

Sungguh “Adulting” adalah hal yang sangat complicated.

Seringkah kamu merasa mengapa akhir-akhir ini kita sangat susah merasa bahagia? Bahkan mencari satu sumber bahagia kecil saja sangat terasa menantang, karena tak terpikirkan satu hal apapun.

Apalagi sebagai pelaku branding Indonesia dan pekerja kreatif tentu kita sering merasakan banyak tekanan pekerjaan. Belum lagi masa pandemi yang kita alami saat ini membuat kesehatan mental kita terkuras, baik dari kekhawatiran, ketidak-tentuan masa depan, cemas berlebihan tentang hal apapun. Kebanyakan hal itulah yang membuat kita sangat susah untuk mencari sumber dari bahagia. Oleh karena itu, dalam kisah kali ini, kami ingin mengajak kamu melakukan “revisiting your inner child and be happy”.

Apa itu Inner Child?  Menurut Pijar Psikologi, Inner Child adalah inti dari kepribadian yang terbentuk dari pengalaman-pengalamannya tentang bagaimana cara bertindak untuk dicintai yang didapatkan selama masa kanak-kanak.

Inner Child ini juga sangat mempengaruhi tindakan kita meski kita telah dewasa seperti sekarang, dan tak jarang akan memiliki dampak juga pada sikap dan profesionalisme.

Apa sih yang harus dipahami dari sisi Inner Child kita untuk pengembangan karir dan diri yang lebih baik? Simak beberapa poin yang bisa kita telaah dalam diri kita ini.

1.      Mulailah untuk berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu

Berdamai dengan diri sendiri, terasa sangat awkward ya? Apa yang harus didamaikan? Jawabannya adalah perjalanan dan kisah masa lalu yang sekiranya secara tidak sadar menyisakan luka batin terhadap diri sendiri. Cara ini dinilai sangat baik untuk seseorang yang ingin mencari tahu makna mencapai hidup yang sederhana dan bahagia. Jika ada masa lalu yang menurut kamu adalah sesuatu yang cukup traumatis, ada baiknya kita mengajak bicara hati kita dan melihat sisi baik dari masalah yang pernah ada. Memaafkan diri sendiri jika seringkali mungkin kita terlalu mengabaikan isi hati dibandingkan opini orang lain.

2.      Identifikasikan karakteristik inner child yang kita miliki

Masing-masing dari kita adalah pribadi anak yang menjadi dewasa. Banyak yang masih belum menyadari bahwa karakter Inner Child bisa terbawa dan menjadi bagian dari sikap masa saat ini.

Inner Child yang negatif biasanya terbentuk karena pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan, misal orang tua yang selalu menekan anak menjadikan dia cenderung tumbuh menjadi anak yang pasif atau bahkan menjadi pribadi yang suka memerintah dan menekan orang lain.  Contoh salah satu Inner Child inilah yang nantinya akan menjadi pengaruh yang kurang baik bagi pengembangan diri seseorang terutama jika seorang pekerja profesional.
Dengan kita mengidentifikasi satu-persatu Inner Child kita, maka diharapkan kita bisa lebih aware dan memiliki kemauan untuk merubah itu menjadi hal yang lebih positif.

Inner Child tidak hanya negatif saja,namun hal positif pun juga sangat bisa menempel pada karakter kita saat dewasa. Contohnya, jika sejak kecil kita dibesarkan dengan pola parenting yang penuh kasih terhadap keluarga, maka saat bertumbuh kitapun sangat mungkin menjadi pribadi yang penuh sayang dan memiliki empati yang baik bagi orang lain. Hal ini yang sangat bisa membantu kita untuk tumbuh menjadi lebih baik lagi.

3.      Mulai terbiasa membicarakan kisah masa kecil dengan orang yang dipercaya

Jika kita sudah mulai bisa mendeteksi satu-persatu karakter Inner Child dan asal mulanya, ada baiknya jika kita mulai mencari orang terdekat kita untuk bercerita tentang hal-hal yang sering menjadi sumber kerisauan saat berkarir dan menjalani hidup. Dengan terbiasa menceritakan kisah baik yang membekas baik maupun buruk maka rasa afeksi dan kepercayaan diri bisa timbul dan dapat berimbas positif bagi pengembangan diri dan karir.

Dari tiga hal diatas sangatlah mungkin untuk kita aplikasikan bersama-sama, jika kita sudah tak sabar ingin bertransformasi menjadi orang yang jauh lebih baik dan tak malu pada masa kecil yang sepatutnya kita syukuri. Sebagai contoh, jika kamu selama ini merasa sering mengkritik diri sendiri, alangkah baiknya jika kita berusaha untuk menerima diri dan menghargai segala perjuangan naik-turunnya hidup yang telah dilalui bersama diri. Dengan begitu, kita akan bertumbuh menjadi seseorang yang tak lagi menyesali masa kecil yang tidak sempurna dan dapat  menghambat kamu untuk bisa berkembang terutama dalam hidup, karir dan masa depan. Semoga dengan tulisan ini kita dapat bersama bertumbuh dan merawat inner child kita untuk senantiasa positif dan membawa perubahan baik di masa kini dan mendatang. Segenap team FULLSTOP INDONESIA mengucapkan selamat menyambut Hari Anak Nasional, semoga kesejahteraan mental anak-anak terjaga dan dapat tumbuh menjadi generasi Indonesia berikutnya yang dapat menjadikan negeri semakin bertumbuh dan maju lebih baik.

Back To List Blog